Meninjau dari sifat karakteristik matematika yakni matematika
bersifat abstrak yang berkaitan dengan aliran Progresif Absolutism dan
aliran Platonisme, dan matematika bertumpu pada kesepakatan yang
beraitan dengan aliran Konvensionalisme dan Empirisme. Yang akan
dijelaskan sebagai berikut:
Aliran progresif absolutism
memandang bahwa matematika sebagai upaya dari manusia untuk mencari kebenaran
pada hasilnya. Menurut pandangan ini, kebenaran matematika adalah mutlak, dan
merupakan pengetahuan yang unik dan matematika tidak bisa di bantah. Dan teori
yang lama dapat dikembangkan sesuai dengan perkmbangan zaman.
Berbeda dengan aliran absolutis progresif, aliran platonosme
menganggap bahwa objek matematika bersifat real (nyata bukan abstrak), kebenaran dari matematika berasal dari tuhan
dan bebas dari sifat manusiawi (tidak ada campur tangan dari manusia). Aliran
platonisme tidak mampu memberikan deskripsi yang tepat untuk matematika. karena
itu, aliran ini ditolak sebagai filsafat matematika. sebagai contoh, mengapa
mereka menganggap bahwa objek matematika bersifat real? Hal ini dikarenakan
aliran platonisme menganggap matematika berasal dari tuhan, jadi tidak perlu
dibuktikan kebenarannya.
Dan sifat karakteristik matematika yang lain adalah bertumpu pada
kesepakatan, hal ini dipakai di dalam aliran konvensionalisme yang
berarti konsep yang berdasarkan ketentuan yang telah disepakati, dan kebenaran
matematika didasarkan pada konvensi (kesepakatan) dan linguistik (bahasa).
Namun, banyak yang mengkritik bahwa aliran ini tidak memiliki banyak
informasi, dan Quine mengkritik bahwa konvensionalisme terkait dengan logika,
tetapi dia memandang aliran ini memiliki potensi menjadi filsafat matematika
yang sedikit berbeda.
Berbeda dengan
aliran konvensionalisme, aliran empirisme menganggap bahwa kebenaran
matematika berawal dari pengalaman-pengalaman manusia (pengamatan). Aliran ini
berperan sebagai pengalaman yang akan membentuk tingkah laku, sikap serta watak
anak sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan.
Sedangkan empirisme kuasi adalah nama yang diberikan kepada
filsafat matematika yang dikembangkan oleh imre lakatos, aliran ini menganggap
masih adanya kesalahan/kekurangan pada aktivitas yang dilakukan manusia. Seperti
halnya saat mencoba menyelesaikan
persoalan matematika, manusia tidak bisa lepas dari kesalahan di dalam
prosesnya walaupun produk dari persoalan tersebut sudah dianggap sempurna, akan
tetapi masih membutuhkan negoisasi kembali sebagai standar perubahan yang harus
dilakukan dengan teliti.
Empirisme kuasi dapat keliru pada aktivitasnya, karena pada saat
penelitian masih ada kesalahan yang dilakukan manusia atau saat melakukan
pengamatan ada yang tidak sesuai dengan dasarnya (teori/rumus) sehingga
pengamatan yang dilakukan dapat salah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar