Selasa, 10 Januari 2017

Perkembangan Matematika pada Zaman Kejayaan Islam


Pada tahun 700 M-1100 M merupakan tahun kejayaan islam, pada tahun ini banyak bidang yang mengalami kemajuan, salah satunya adalah kemajuan di bidang ilmu pengetahuan. Banyak ilmu pengetahuan yang berkembang pada zaman ini, antara lain metematika, filsafat, sains, kedokteran, astronomi, dan lain sebagainya.
Ada beberapa faktor yang melatar belakangi sebab kemajuan ilmu pengetahun, ilmu matematika di zaman ini. Yang pertama adalah penerjemahan buku-buku asing (buku-buku terbaik dari Yunani, Mesir, India, Persia, dll) yang dilakukan pada masa pemerintahan bani Abassiyah yang di pimpin oleh kholifah Harun Ar-Rasyid, pembangunan perpustakaan Baitul Hikmah di Baghdad pada masa pemimpinan khalifah Al-Ma’mun (dari variasi ilmu yang diterjemahkan banyak yang dikembangkan menjadi ilmu lain/ilmu baru), perpindahan bahasa Yunani ke Arab dan Persia, berkembangnya teknologi pembuatan kertas, dan perlindungan setiap karya yang dibuat.
Tokoh-tokoh yang berperan dalam kemajuan matematika di zaman kejayaan islam antara lain: Al-Khawarizmi yang merupakan orang pertama dan ternama dalam dunia matematika dan sebagai pencetus bilangan nol (0), Aljabar, Aritmatika, ilmuan lainnya adalah Abu Wafa’ sebagai penemu aturan empat besaran, dan Al-Kharki yang merupakan seorang penulis paling orisinil di bidang aritmatika.
Pada abad 10 M matematika dianggap sebagai bahasa ilmu, namun mengalami kemunduran dikarenakan peristiwa terbakarnya perpustakaan kordova yang merupakan pusat ilmu pengetahuan pada masa itu, dan literature-literatur, hasil riset para ilmuan, karya-karya para ilmuan, dan buku-buku ada yang di buang ke sungai Tigris. Bahkan ada yang berkata bahwa sungai Tigris berwarna hitam karena tinta dan berwarna merah karena darah para filosofi.

selain itu, penyebab lain kemunduran matematika pada masa kejayaan islam adalah negara tidak sanggup untuk memberikan fasilitas warga negaranya untuk melakukan riset-riset yang dapat membantu perkembangan matematika, dan para cendikiawan muslim yang tidak mendapat dukungan dari khalifah banyak yang berpindah ke negara-negara Eropa dengan membawa buku-buku matematika yang  kemudian menjadi rujukan untuk dikembangkan oleh bangsa Eropa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar