Minggu, 08 Januari 2017

Perkembangan Matematika di Zaman Babilonia Kuno dan Mesir

                Babilonia adalah negara kuno di selatan Mesopotamia (sekarang Irak) di wilayah Sumeria dan Akkadia. Lebih dari 400 lempengan tanah liat ditemukan sebagai sumber sejarah Bangsa Babilonia yang digali sejak 1800-1600 sebelum masehi. Lempengan itu tertulis dengan menggunakan tulisan berbentuk paku. Huruf paku bisa digunakan dalam perhitungan jam dan perputaran 360º. Pada masa ini mengenal adanya bilangan berbasis 60 atau sistem bilangan seksagesimal dan terdapat pecahan seksagesimal.
Menurut Otto Neugebauer (peneliti matematika) di Babilonia, dari penemuan lempengan tanah liat tersebut menunjukkan bahwa Babilonia adalah negara pertama yang memahami hubungan sisi segitiga dan sudah menggunakan aljabar, tetapi bukan penemu aljabar pertama, karena aljabar ditemukan pada tahun 800 M. Selain menggembangkan aljabar, Babilonia juga memiliki pengetahuan  mengenai tabel perkalian dan pembagian, mengenal teorema Pythagoras, mengenal geometri. Sehingga dapat dikatakan Babilonia memiliki pengetahuan/tingkat kepandaian matematika tertinggi.
Perkembangan matematika di balilonia dan di mesir dipengaruhi oleh matematika Yunani. Matematika Yunani masuk ke mesir melalui interaksi sosial orang Kristen dengan masyarakat mesir dan di Alexandria merupakan pusat umat Kristen mengembangkan ilmu pengetahuan yunani.
Mesir merupakan daerah tersubur di Afrika dan salah satu negara tersubur di Mediternia. Peradaban bangsa mesir sangat bergantung pada kesuburan sungai Nil, di sekitar sungai Nil inilah salah satu cabang matematika lahir. Ilmu matematika di Mesir digunakan untuk pengukuran pasang surutnya sungai Nil,  pengukuran penambahan/pengurangan tanah setelah banjir, dan meramalkan timbulnya banjir. Cara menghitung penambahan dan pengurangan tanah tersebut tidak sama dengan metode yang digunakan di zaman sekarang, namun  mereka sudah memiliki setandar untuk menghitung, dan ilmu tersebut yang sekarang kita sebut sebagai ilmu Geometri.
Pada zaman itu ilmu geometri lahir di Mesir, namun orang yunanilah yang mengembangkan geometri secara ilmiah dengan berpikir rasional. Semua ilmuwan Yunani sepakat bahwa Mesir merupakan bangsa pertama yang menemukan matematika.
Adapun hasil penemuan sistem bilangan di mesir kuno antara lain, yaitu: papyrus (alat tulis sederhana menyerupai kertas), sistem bilangan desimal (puluhan), penomoran dan tulisan hieroglif, dan angka hieratic. Dari sistem bilangan yang ditemukan bangsa mesir menemukan penemuan-penemuan penggunaan bilangan dan geometri, yang salah satunya digunakan untuk menghitung volume limas, kenapa harus limas? Kok tidak menghitung volume balok, tabung, atau volume bangun ruang yang lain. Ini dikarenakan di Mesir terdapat banyak piramida yang berbentuk limas sehingga orang mesir kuno dapat mengembangkan ilmu matematika pada pengukuran volume limas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar