Babilonia
adalah negara kuno di selatan Mesopotamia (sekarang Irak) di wilayah Sumeria
dan Akkadia. Lebih dari 400 lempengan tanah liat ditemukan sebagai sumber
sejarah Bangsa Babilonia yang digali sejak 1800-1600 sebelum masehi. Lempengan
itu tertulis dengan menggunakan tulisan berbentuk paku. Huruf paku bisa
digunakan dalam perhitungan jam dan perputaran 360º. Pada masa ini mengenal
adanya bilangan berbasis 60 atau sistem bilangan seksagesimal dan terdapat
pecahan seksagesimal.
Menurut
Otto Neugebauer (peneliti matematika) di Babilonia, dari penemuan lempengan
tanah liat tersebut menunjukkan bahwa Babilonia adalah negara pertama yang
memahami hubungan sisi segitiga dan sudah menggunakan aljabar, tetapi bukan
penemu aljabar pertama, karena aljabar ditemukan pada tahun 800 M. Selain
menggembangkan aljabar, Babilonia juga memiliki pengetahuan mengenai tabel perkalian dan pembagian,
mengenal teorema Pythagoras, mengenal geometri. Sehingga dapat dikatakan
Babilonia memiliki pengetahuan/tingkat kepandaian matematika tertinggi.
Perkembangan matematika di balilonia dan di mesir dipengaruhi oleh
matematika Yunani. Matematika Yunani masuk ke mesir melalui interaksi sosial
orang Kristen dengan masyarakat mesir dan di Alexandria merupakan pusat umat
Kristen mengembangkan ilmu pengetahuan yunani.
Mesir
merupakan daerah tersubur di Afrika dan salah satu negara tersubur di
Mediternia. Peradaban bangsa mesir sangat bergantung pada kesuburan sungai Nil,
di sekitar sungai Nil inilah salah satu cabang matematika lahir. Ilmu
matematika di Mesir digunakan untuk pengukuran pasang surutnya sungai Nil, pengukuran penambahan/pengurangan tanah
setelah banjir, dan meramalkan timbulnya banjir. Cara menghitung penambahan dan
pengurangan tanah tersebut tidak sama dengan metode yang digunakan di zaman
sekarang, namun mereka sudah memiliki
setandar untuk menghitung, dan ilmu tersebut yang sekarang kita sebut sebagai
ilmu Geometri.
Pada
zaman itu ilmu geometri lahir di Mesir, namun orang yunanilah yang
mengembangkan geometri secara ilmiah dengan berpikir rasional. Semua ilmuwan
Yunani sepakat bahwa Mesir merupakan bangsa pertama yang menemukan matematika.
Adapun
hasil penemuan sistem bilangan di mesir kuno antara lain, yaitu: papyrus (alat
tulis sederhana menyerupai kertas), sistem bilangan desimal (puluhan),
penomoran dan tulisan hieroglif, dan angka hieratic. Dari sistem bilangan yang
ditemukan bangsa mesir menemukan penemuan-penemuan penggunaan bilangan dan
geometri, yang salah satunya digunakan untuk menghitung volume limas, kenapa
harus limas? Kok tidak menghitung volume balok, tabung, atau volume bangun
ruang yang lain. Ini dikarenakan di Mesir terdapat banyak piramida yang
berbentuk limas sehingga orang mesir kuno dapat mengembangkan ilmu matematika
pada pengukuran volume limas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar